Kementerian – Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan jaringan 5G dengan frekuensi tinggi memiliki tingkat cakupan sinyal yang rendah. Cakupan sinyal rendah ini berimbas pada mesti banyaknya investasi menara BTS (Base Transceiver Station) agar bisa menyediakan cakupan sinyal yang luas.
Melalui website resmi Kemenkominfo, Direktur Penataan Sumber Daya, Ditjen SDPPI, Kemenkominfo, Denny Setiawan mengatakan saat ini uji coba 5G di Indonesia menggunakan spektrum 28 GHz. Dengan frekuensi ini, cakupan sinyal untuk satu BTS hanya 200 sampai 300 meter.
Oleh karena itu tingginya nilai investasi membuat 5G dari segi model bisnis tak ekonomis untuk diterapkan bagi masyarakat luas. Model bisnis baru cocok untuk industri yang menerapkan otomasi dengan kebutuhan kecepatan jaringan tinggi dan lattency yang rendah.
Kominfo menyiapkan frekuensi mulai dari 600 MHz hingga 6 GHz, terutama dalam rentang 3,5 GHz hingga 4,2 GHz untuk keperluan 5G. Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengakui memang spektrum yang berpotensi bisa digunakan 5G memang sudah terpaki semua.
Merza mengatakan uji coba 5G di 28 GHz sangat tinggi apabila 5G akan diterapkan secara nasional. Ia mengatakan pemerintah saat ini sedang berusaha untuk mencari jalan keluar agar 5G bisa digunakan di frekuensi-frekuensi yang lebih rendah. (RKZ)
Leave a Reply