Tinder mengungkapkan melalui Tech Crunch bahwa pihaknya tengah menyiapkan untuk merilis versi baru dari aplikasinya untuk menyasar pasar di negara-negara berkembang. Aplikasi tersebut nantinya akan bernama Tinder Lite.
Keputusan ini diambil karena platform pencari teman kencan itu yakin bahwa sudah saatnya mereka punya versi lite dari aplikasinya. Hal ini berdasarkan pertumbuhan dan ketertarikan pengguna ponsel terhadap aplikasinya.
Tinder sendiri memiliki 4,7 juta pengguna berbayar pada Kuartal I 2019. Angka tersebut meningkat 1,3 juta dibanding periode yang sama tahun lalu. Selain itu, pengguna aktif bulanannya pun ditaksir sudah melampaui 47 juta user.
Kawasan Asia Tenggara disebut jadi salah satu sasaran platform tersebut dalam menghadirkan Tinder Lite. Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Match Group, induk perusahaan Tinder, Mandy Ginsberg.
Hal ini lantaran ia melihat Asia Tenggara memiliki pertumbuhan penetrasi internet yang cukup menjanjikan. Pesentasenya mendekati 15% dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
“Kawasan ini memiliki lebih dari selusin kota padat penduduk dengan lebih dari 1 juta orang di dalamnya, dan lebih banyak anak-anak muda yang pindah ke kota-kota besar. Ini menjadi faktor yang sangat penting yang dapat membuat kebutuhan terhadap aplikasi kami menjadi tinggi,” tuturnya.
Sayangnya, belum dijelaskan kapan Tinder Lite ini akan dirilis. Mandy hanya menyebut hal tersebut akan terjadi sesegera mungkin.
Leave a Reply