Kasus pencurian data kembali terjadi, kali ini menimpa pengguna Facebook. Ada lebih 500 juta pengguna Facebook dijual hacker menggunakan bot Telegram. Kemudian, data tersebut dijual dengan harga USD 20 atau Rp 281 ribu per nomor telepon.
Peneliti keamanan yang menemukan celah ini, Alon Gal, mengatakan hacker yang mengoperasikan bot tersebut mengklaim memiliki informasi dari 533 juta pengguna Facebook di 19 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Australia.
Data itu dikatakan diperoleh setelah Facebook mengalami kerentanan pada 2019. Menurut Gal meski data sudah terbilang lama, namun tetap beresiko terhadap keamanan siber dan privasi bagi mereka yang nomor teleponnya terungkap.
Hacker ini menggunakan bot Telegram untuk memudahkan orang yang ingin membeli data. Bot telah berjalan setidaknya sejak 12 Januari 2021 pada aplikasi Telegram menurut tangkapan layar yang diposting oleh Gal, namun data yang diberikan aksesnya berasal dari 2019.
Sampai saat ini belum ada komentar dari pihak Facebook atau Telegram secara resmi mengomentari laporan tersebut.
Leave a Reply